Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, yang lebih dikenal sebagai Iftitah Suryanagara, bukanlah sosok baru dalam dunia politik. Ia merupakan kader Partai Demokrat yang memiliki kedekatan khusus dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengingat keduanya adalah alumni dari pendidikan taruna yang sama. Sebelum terjun ke dunia politik, Iftitah pernah berkarier sebagai tentara dan menjabat sebagai ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari tahun 2011 hingga 2015.
Namanya mencuat sebagai salah satu kandidat menteri dalam Kabinet Merah Putih setelah dipanggil AHY untuk menghadap. Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Partai Demokrat, AHY mengusulkan Iftitah untuk menjabat sebagai Menteri Transmigrasi.
Dalam beberapa kesempatan wawancara dengan media, Iftitah mengungkapkan bahwa ia awalnya enggan untuk memasuki kabinet. Ia beralasan ingin fokus pada pengembangan bisnis internasional bersama kolega-koleganya di luar negeri. Selain itu, ia mengaku kurang tertarik untuk berebut jabatan, karena lebih memilih untuk membantu dari luar arena politik. Namun, AHY meyakinkannya bahwa keputusan akhir mengenai penunjukan menteri akan ada di tangan Presiden Prabowo.
Tak lama kemudian, Iftitah dipanggil untuk bertemu dengan Presiden Prabowo di Kartanegara. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa sebenarnya yang dicari untuk posisi Menteri Transmigrasi adalah seorang jenderal bintang tiga atau empat. Namun, ia menilai bahwa Iftitah memiliki potensi untuk mengemban tugas tersebut.
Pengalaman Iftitah yang hampir dua dekade di dunia militer menjadi nilai tambah yang diperhatikan oleh Presiden Prabowo. “Saya percayakan pada kamu. Tolong rancang program ke depan, saya yakin kamu bisa. Nanti kita akan bekerja sama dengan kementerian lain,” ungkap Presiden Prabowo saat berbincang dengan Iftitah.
Mendapatkan kepercayaan tersebut, setelah diumumkan sebagai Menteri Transmigrasi, Iftitah segera mempelajari struktur organisasi dan tata kerja di Kementerian Transmigrasi. Hal ini dilakukannya agar memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai transmigrasi di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, transmigrasi kini memiliki slogan baru: “Transmigran adalah patriot bangsa. ”
Iftitah menegaskan bahwa transmigran tidak lagi dipandang sebagai kelompok terpinggirkan, melainkan sebagai patriot yang berkontribusi pada ketahanan pangan bangsa. Ia menekankan bahwa para transmigran adalah patriot, bukan lagi orang-orang yang diabaikan atau dipindahkan secara paksa.
Asal Usul di Pandeglang
Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara lahir di Pandeglang, Banten, pada 10 Maret 1977. Sebagai anak ketujuh dari sembilan bersaudara, ia menghabiskan masa kecilnya di Kelurahan Kabayan, Pandeglang. Di mata keluarganya, Iftitah dikenal sebagai sosok yang disiplin, tegas, dan mampu melindungi orang lain.
Sejak kecil, Iftitah pernah bertanya kepada ayahnya mengenai nama Suryanagara yang ia miliki. Ayahnya menjelaskan bahwa nama tersebut diambil dari leluhur keluarga, Bupati Suryanagara, yang pernah menjabat selama 38 tahun. Namun, memasuki tahun 2000-an, Iftitah mendapati bahwa tidak ada sosok dengan nama Bupati Suryanagara yang pernah menjabat di Pandeglang. Beberapa tahun kemudian, ia baru mengetahui bahwa Adipati Bupati Suryanagara yang dimaksud ayahnya justru menjabat di Sumedang.
Di masa kecilnya, Iftitah bercita-cita menjadi Bupati, terinspirasi oleh garis keturunannya. Namun, setiap kali ada karnaval, ia selalu mengenakan pakaian tentara, yang menanamkan dalam dirinya keinginan untuk mencapai cita-citanya sebagai Bupati melalui jalur tentara.
Pendidikan menengah Iftitah dimulai di SMP Negeri 1 Pandeglang, di mana ia sukses menyelesaikannya pada tahun 1992. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 2 Bogor dan lulus pada tahun 1995. Setelah menyelesaikan sekolah menengah, Iftitah melanjutkan kuliah di Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi Pangan, di Institut Pertanian Bogor (IPB). Namun, saat menjalani kegiatan di laboratorium, ia merasa tidak cocok dan kesulitan bersaing dengan teman-teman sekelasnya.
Merasa tidak pada jalur yang tepat, Iftitah memutuskan untuk mendaftar ke Akademi Militer, mengembalikan dirinya pada cita-cita awalnya untuk menjadi Bupati melalui jalur ketentaraan. Sebelum berangkat ke Magelang, ia berkonsultasi dengan ayahnya mengenai pilihannya antara menjadi tentara atau polisi. Saat ditanya tentang keinginannya, Iftitah mengungkapkan ketertarikan untuk menjadi polisi, terinspirasi oleh pamannya. Namun, ayahnya memberikan pandangan bahwa menjadi polisi tidak akan memungkinkannya untuk menjadi menteri, dan lebih baik jika ia memilih jalur tentara. Sejak saat itu, Iftitah memantapkan pilihan untuk menjadi tentara.
Iftitah Sulaiman berhasil menjadi lulusan terbaik dari Akademi Militer pada tahun 1999. Ia lalu melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Perwira di India dan meraih gelar pada tahun 2009. Dua tahun kemudian, ia berhasil menyelesaikan gelar sarjana bidang pertahanan di Universitas Indore, India. Tak puas sampai di situ, Iftitah kemudian meraih gelar Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University pada tahun 2016. Pada tahun 2021, Iftitah tercatat sebagai mahasiswa program doktor Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran, Bandung.
Di samping pendidikan formal, ia juga aktif mengikuti berbagai pelatihan tambahan, seperti kursus Combat Intelijen dan Perwira Staf. Ia pernah menempuh pendidikan di sekolah strategi terkemuka di dunia, US Army Command General and Staff College di Fort Leavenworth.
Dalam acara pelepasan transmigran di Kantor Gubernur Jawa Tengah, kota Semarang pada Kamis (5/12/2024), Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara memberikan sambutannya. Dalam program ini, transmigran dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur akan menuju beberapa wilayah di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi. Mereka akan mendapatkan tanah garapan, rumah tinggal, bantuan pangan, serta peralatan pendukung lainnya