banner 970x250

Kisah Suvino Trihadi, Yatim Jadi Pengusaha Laundry dengan Mimpi Cetak 1.000 UMKM

banner 120x600
banner 468x60

Inpopedia, Jakarta, 1 November 2025 — Siang itu, di sebuah ruko sederhana di Jalan Raya Pondok Ranggon, aroma sabun dan wangi pakaian bersih tercium lembut. Di tengah kesibukan pekerjanya, tampak sosok pria berperawakan tenang dan ramah: Suvino Trihadi, pemilik Pinkie Laundry. Di balik senyumnya yang hangat, tersimpan kisah panjang tentang perjuangan, ketekunan, dan mimpi besar—mencetak 1.000 UMKM di bidang laundry.

Anak Yatim yang Tak Menyerah

Supino lahir di Cilincing, Jakarta Utara, pada 7 September 1983 dari pasangan perantau asal Pariaman, Padang. Hidup keluarganya sederhana, bahkan bisa dibilang pas-pasan. Ketika Suvino duduk di bangku kelas enam SD, sang ayah meninggal dunia karena sakit. Sejak saat itu, ibunya menjadi tulang punggung keluarga, berjualan apa saja demi menyekolahkan keempat anaknya.

Namun kesulitan itu justru menempa semangat Supino kecil. “Nilai saya rata-rata delapan, dan saya diterima di SMP Negeri 49 Kramat Jati, salah satu sekolah favorit waktu itu,” kenangnya dengan senyum bangga. Setelah lulus, ia memilih STM Pembangunan Rawamangun jurusan Teknik Informatika Komputer — sekolah bergengsi dengan masa belajar empat tahun.

Belum genap lulus, keberuntungan menghampiri. Suvino diterima magang di MNC Group, bahkan langsung dikontrak dua tahun sebelum ijazahnya keluar. Tak puas hanya bekerja, ia melanjutkan kuliah D3 di BSI jurusan Broadcast, berharap bisa pindah ke RCTI. Namun di tengah kariernya yang mapan, semangat wirausaha yang diwarisi dari sang ibu mulai menggelora.

Menjadi Wirausahawan dan Pendiri Kampus

Tahun 2009 menjadi titik balik. Suvino memutuskan resign dari MNC Group dan membangun kampus cabang di Lubang Buaya bersama guru ngajinya. Di sinilah bakat bisnisnya kian terasah. Sambil mengelola kampus, ia juga kuliah S1 Ekonomi Syariah, bahkan membuka usaha air Oxy yang kala itu sempat booming hingga menjual lebih dari 1.000 galon per bulan.

Namun perjalanan tak selalu mulus. Konflik internal membuat kampus itu harus tutup pada 2016 setelah tujuh tahun berdiri. Supino kembali berada di persimpangan: kembali bekerja atau memulai usaha baru?

Merantau ke Brunei Darussalam

Tahun berikutnya, ia memutuskan merantau ke Brunei Darussalam. “Saya ingin belajar dan menambah pengalaman,” ujarnya. Di sana, ia aktif dalam komunitas PERMAI (Perkumpulan Masyarakat Indonesia)—organisasi resmi WNI di Brunei yang beranggotakan hampir seribu orang. Namun karena alasan keluarga, ia hanya bertahan 1,5 tahun di negeri kaya minyak itu.

Meski singkat, pengalaman di Brunei membentuk pandangannya tentang jaringan, komunitas, dan kolaborasi antarperantau—nilai-nilai yang kelak menjadi fondasi bagi ide besarnya: gerakan 1.000 UMKM di bidang laundry.

Dari Pinkie Laundry Menuju Gerakan 1.000 UMKM

Tahun 2018, Supino kembali ke Indonesia di tengah pandemi COVID-19. Saat itu, adik perempuannya yang sedang hamil dan memiliki usaha Pinkie Laundry kebingungan karena karyawan terkena COVID. Melihat kondisi itu, Supino tergerak untuk mengambil alih pengelolaan usaha laundry tersebut.

Siapa sangka, dari situ lahirlah sukses baru. “Sekarang rata-rata 50 kg cucian per hari, dengan lebih dari 100 pelanggan loyal dan omzet mencapai Rp12 juta per bulan,” ungkapnya. Ia pun memahami bahwa bisnis laundry memiliki tiga segmen pasar: rendah, menengah, dan tinggi — masing-masing dengan strategi pelayanan dan kualitas berbeda.

Di tengah kesibukan mengelola usaha, gagasan lamanya kembali muncul: mewujudkan 1.000 UMKM di bidang laundry. Baginya, laundry bukan sekadar bisnis, tapi ruang pemberdayaan masyarakat.

Kolaborasi dengan Yayasan Alpha Indonesia

Untuk merealisasikan ide itu, Supino menggandeng Yayasan Alpha Indonesia, lembaga sosial yang berlokasi tak jauh dari rumahnya. “Saya pilih Alpha karena dekat dan punya manajemen yang sudah teruji. Kalau buat yayasan baru, saya harus mulai dari nol lagi, sementara usia sudah tidak muda,” katanya sambil tersenyum.

Meski sempat diabaikan di awal, dua tahun kemudian proposalnya disambut hangat oleh pimpinan yayasan. Kolaborasi ini kini menjadi pondasi bagi rencana besar Supino: membangun jejaring pelatihan, kemitraan, dan sistem pendampingan bagi para calon pengusaha laundry di seluruh Indonesia.

Pesan Hidup: Jadilah Orang yang Luar Biasa Sekali

Di akhir wawancara, Suvino menutup dengan pesan yang menyejukkan:

“Berikanlah yang terbaik untuk orang lain, maka Tuhan akan memberikan yang super terbaik untukmu. Hidup ini hanya sekali, maka jadilah orang yang luar biasa sekali sebagai bekal kita di akhirat nanti.”

Dari anak yatim di Cilincing hingga pengusaha laundry sukses, kisah hidup Suvino Trihadi adalah potret nyata tentang ketekunan, keikhlasan, dan semangat berbagi. Mimpi 1.000 UMKM mungkin belum sepenuhnya terwujud, tapi dengan kerja keras dan keyakinan, aroma keberhasilan sudah mulai tercium—sewangi cucian yang baru keluar dari mesin Pinkie Laundry.

(Ansori)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *