Inpopedia, Ciegon – Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN membawa perubahan nyata dalam layanan kesehatan masyarakat. Lewat Kartu Indonesia Sehat atau KIS, banyak warga kini bisa berobat tanpa harus terbebani biaya. Di RSUD Cilegon, kebijakan ini terlihat dari meningkatnya jumlah pasien KIS, terutama di tahun 2025. Menurut saya, kondisi ini menunjukkan bahwa JKN memang membuka akses layanan kesehatan yang lebih luas.
Di sisi lain, kebijakan ini juga memberi rasa aman bagi masyarakat. Pasien tidak lagi ragu datang ke rumah sakit karena takut biaya pengobatan. Hal ini menjadi salah satu alasan munculnya kepuasan awal dari pasien KIS. Namun, kepuasan tersebut belum sepenuhnya merata. Masih ada pasien yang mengeluhkan antrean panjang dan waktu tunggu yang cukup lama, terutama pada jam-jam sibuk.
Menurut saya, kepuasan pasien tidak hanya ditentukan oleh kemudahan akses, tetapi juga oleh kualitas pelayanan yang diterima. Ketika rumah sakit dipenuhi pasien, tenaga medis dan fasilitas sering kali bekerja di bawah tekanan. Akibatnya, pelayanan bisa terasa kurang maksimal meskipun prosedur sudah dijalankan sesuai aturan.
Cara tenaga kesehatan berkomunikasi juga sangat berpengaruh. Pelayanan yang ramah, penjelasan yang mudah dipahami, dan sikap yang menghargai pasien dapat meningkatkan rasa puas selama berobat. Hal-hal sederhana seperti ini sering kali lebih dirasakan pasien dibandingkan aspek administratif.
Ke depan, menurut saya kebijakan JKN perlu terus dievaluasi, terutama dalam penerapannya di rumah sakit daerah seperti RSUD Cilegon. Peningkatan jumlah pasien seharusnya diikuti dengan perbaikan sistem pelayanan dan penambahan sumber daya. Jika akses yang luas bisa dibarengi dengan pelayanan yang baik dan manusiawi, maka kepuasan pasien KIS tidak hanya menjadi tujuan kebijakan, tetapi benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat.
penulis:
Aslihatul Haikah (Mahasiswa)
Angga Rosidin S.I.P., M.A.P. ( Dosen Pembimbing )
Zakaria Habib Al- Ra’zie S.I.P., M.Sos. ( Kepala Program Studi Administrasi Negara Universitas Pamulang Serang )

















