banner 970x250
Budaya  

Rayakan Ulang Tahun ke-24, Dewa Fatcukoung Dihormati dalam Ritual Sakral di Klenteng Fatcukoung Palace Jakarta

banner 120x600
banner 468x60

Inpopedia, Jakarta Barat – Acara perayaan ulang tahun ke-24 Dewa Fatcukoung berlangsung dengan khidmat dan beraroma spiritual di Klenteng Fatcukoung Palace Jakarta yang terletak di Jalan Seni Budaya Raya No. 12, Pasar Medan, RT 5/5 Jelambar Baru, Jakarta Barat, pada akhir pekan ini.

Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan orang Tionghoa dari berbagai sudut Ibu Kota yang datang untuk memberikan penghormatan dan berdoa kepada Dewa Fatcukoung, yang dianggap sebagai dewa keberuntungan, kemakmuran, dan rezeki.

Perayaan ini dipimpin oleh Suhu Wima, seorang pemimpin spiritual yang selama ini membimbing jamaah dalam berbagai kegiatan keagamaan di klenteng tersebut. Ia mengarahkan serangkaian doa, pemberkatan, dan ritual pembakaran hio di depan altar utama yang menampilkan patung Dewa Fatcukoung.

Jason salah satu jemaat yang hadir
Jason salah satu jemaat yang hadir

“Doa hari ini adalah wujud penghormatan dan rasa syukur atas berkat serta perlindungan yang telah diberikan oleh Dewa Fatcukoung selama ini. Semoga di usianya yang ke-24 ini, kekuatan spiritual Dewa semakin meningkat melindungi para pengikutnya,” ungkap Suhu Wima kepada wartawan.
Perayaan ini tidak sekadar diisi dengan kegiatan keagamaan, tetapi juga menyediakan layanan pengobatan alternatif yang terbuka untuk umum. Beberapa praktisi tradisional hadir memberikan terapi kesehatan secara holistik, seperti totok syaraf, pijat energi, serta ramuan herbal khas Tiongkok kepada jamaah dan pengunjung.
Menurut panitia, pengobatan alternatif ini merupakan bagian dari tradisi panjang komunitas Tionghoa yang menggabungkan elemen spiritual dan kesehatan fisik dalam satu kesatuan. “Kesehatan jiwa dan tubuh sama-sama penting. Itulah mengapa dalam perayaan ulang tahun dewa, kami juga menghadirkan layanan pengobatan alternatif sebagai bentuk pengabdian masyarakat,” jelas Hendra, salah satu panitia.
Rangkaian acara dimulai sore hari dengan membersihkan altar dan menyusun sesaji berupa buah-buahan, bunga, dan lilin. Kemudian, para jamaah secara bergantian melaksanakan doa dan membakar hio (dupa) sambil menyampaikan harapan dan doa mereka.
Menariknya, suasana di dalam klenteng dihiasi dengan ornamen khas Tiongkok, seperti lampion merah, kain sutra emas, serta alunan musik tradisional yang menambah suasana khidmat. Baik anak-anak maupun orang tua turut ambil bagian dalam upacara ini, menunjukkan bahwa perayaan ini bukan hanya sebuah seremoni spiritual, tetapi juga sebuah peristiwa budaya yang mempererat ikatan komunitas.
“Acara ini juga menjadi ajang silaturahmi antar umat dan memperkuat rasa kebersamaan. Di tengah kehidupan perkotaan yang semakin individualis, acara seperti ini mengingatkan kita akan pentingnya tradisi dan nilai kebersamaan,” kata Jason, salah seorang peserta yang rutin datang setiap tahun.
Perayaan ulang tahun ke-24 Dewa Fatcukoung ini menunjukkan bahwa nilai-nilai spiritual dan budaya terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat urban Jakarta. Selain sebagai tempat ibadah, Klenteng Fatcukoung Palace Jakarta juga berfungsi sebagai pusat pelestarian nilai-nilai leluhur, yang mengajarkan harmoni, kebaikan, dan keseimbangan dalam hidup.
Jason, salah satu dari ratusan peserta, menyatakan bahwa ia terkesan dengan kegiatan tersebut dan berharap tahun ini membawa keberuntungan serta nasib baik.
Selain Suhu Wima, juga hadir Chandra dan beberapa lainnya.
*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *