banner 970x250
Budaya  

Tradisi Unik Lebaran Betawi antar Kampung Duri Kosambi

banner 120x600
banner 468x60

Inpopedia, Jakarta – Banyak tradisi unik dalam memperingati hari raya idul Fitri di tanah air , atau umumnya di sebut lebaran, diantaranya lebaran Syawal, lebaran ketupat atau lebaran Betawi Antar Kampung di Duri Kosambi Cengkareng Jakarta Barat.

Umumnya lebaran yaitu silaturahmi mengunjungi keluarga atau sanak family dihari raya. Keunikan lebaran Betawi Antar Kampung Duri Kosambi yang unik yaitu kunjungan mengunjungi mulai dari tanggal 1 sampai 7 Syawal.

Dalam kegiatan kali ini, pelaksanaan Lebaran Betawi Antar Kampung Duri Kosambi dan sekitarnya cukup meriah.

Tradisi Lebaran antar kampung ini masih di pegang erat yang berlangsung turun temurun oleh warga Betawi di kawasan ini sejak lama dan masih terjaga hingga saat ini.

Menurut Bang Boim salah satu tokoh muda Betawi pemilik nama Asli Muhamad Ichwan Ridwan yang aktif di organisasi kebetawian sejak jadi mahasiswa di Forum Komunikasi Mahasiwa Betawi, Bamus Betawi 1982 hingga Majelis Kaum Betawi (MKB) tradisi Lebaran ini banyak nilai nilai yang terkandung baik nilai agama, filosofis , sosial dan budaya. Silaturahmi sangat penting merekatkan kembali keluarga kerabat dan sanak famili sekaligus mengenalkan langsung tradisi kepada anak, cucu, cicit khususnya generasi muda.

Menjaga tradisi budaya berarti menghidupkan tradisi agar tidak Mati Obor. Saling mengunjungi antara satu kampung kampung lainnya contoh dari Kampung pondok Sambi mengunjungi Kampung Gunung, Pondok Randu, Kampung Pondok Randu ke Kampung Tanah Koja, Kampung Bojong, Kampung Rawa Buaya, Kampung Cengkareng, Pedongkelan, Bambu larangan, Basmol, Kapuk ke Kampung Semanan, kalideres, dan Gondrong Cipondoh dan lain sebagainya tegasnya.

Hal senada dikatakan Fachry Ketua Dewan Kota Jakarta Barat dari Cengkareng dirinya sangat senang dan bangga jadi warga Pondok Sambi yang memiliki tradisi seperti ini, karena tidak semua wilayah Betawi ataupun di daerah lainnya memiliki tradisi yang sama.
“Jika kedepan pemerintah punya perhatian dan mau mendaftarkan tradisi Lebaran Antar Kampung masuk dalam warisan budaya tak benda (WBTB) tentu menyambut baik,” tandas Fachry yang biasa di panggil Baba pemilik Kedai Kopi Baba.
Dia mengaku ikut keliling lebaran dari Kampung ke Kampung semenjak beliau kecil bahkan sejak orang tuanya masih anak-anak yang diwarisi dari kakeknya. Tradisi ini dilakukan dan masih terpelihara secara turun temurun hingga saat ini berjalan secara alamiah.
“Keluarga atau sanak famili kami banyak jadi kami memanfaatkan momentum lebaran untuk keliling ketempat keluarga bukan hanya keluarga inti saja bahkan kerabat jauh pun turut dikunjungi karena ada jadwal lebaran dari Kampung ke Kampung,” ucapnya.
Namun, lanjutnya, kita tidak boleh semaunya, semua harus ikut jadwal yang sudah ditetapkan, waktunya terima tamu kita harus standby menunggu kedatangan kunjungan tamu. Begitu juga jika jadwalnya jadi tamu harus keluar meskipun itu hingga malam hari.
“Karena jika tidak sesuai atau tahu jadwal kemungkinan besar tidak akan ketemu orang yang kita datangi atau kunjungi,” tuturnya.

Jadwal Hari pertama di  keluarga inti masing-masing orang tua atau mertua atau sekitar tetangga rumah. Jadwal lebaran antar kampung dimulai pada hari selanjutnya yaitu di hari ke-2 s/d hari ke-6 lebaran.
Jadwal Lebaran antar kampung di Hari ke – 2 meliputi :  jadwal Kampung Tanah Koja (kelurahan duri kosambi) yg dikunjungi , Hari ke-3 kampung  Pondok Sambi (kelurahan duri kosambi),  Hari Ke-4,  Kampung Gunung,  Pondok Randu (Duri Kosambi),  Kampung Bojong (Rawa Buaya), Kampung Kembangan.
Jadwal Hari Ke-5 di Kampung Rawa Buaya, Kampung Cengkareng, Kapuk (Kalideres),  Jadwal Hari Ke-6 di Kampung Cantiga, Kampung Gondrong , kampung pondok bahar, Semanan, dan Cipondoh (Tangerang).
Hari ke-7 biasanya mengunjungi keluarga sanak famili yang belum didatangi atau boleh mengunjungi keluarga yang jarak tinggalnya  lebih jauh dari kampung yang sudah terjadwal lebaran antar kampung,  di luar Cengkareng – Kalideres  seperti Kebon Jeruk, bisa juga mengunjungi keluarga yang tinggal Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur bahkan diluar kota penyanggah seperti Tanggerang, Bekasi, Depok, Bogor. (Aris)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *