banner 970x250
Daerah, Hot  

Kisah Keluarga Petualang dari Takalar, Penakluk Gunung Rinjani Lombok NTB

banner 120x600
banner 468x60

Inpopedia, Takalar, Juni 2025 — Bulan Juni menjadi masa kelam bagi pendaki asal Brasil, Juliana Marins, bersama rombongannya yang mengalami kecelakaan tragis di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka dilaporkan terjatuh ke dalam jurang sedalam 600 meter. Juliana dinyatakan hilang dalam pelukan sunyi jurang yang dikenal sulit dijangkau.

Namun di balik kabar duka ini, tersimpan kisah inspiratif dari sekelompok pecinta alam asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan. Mereka menorehkan prestasi luar biasa dengan menaklukkan puncak Anjani, Gunung Rinjani, yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Adalah Andi Try Andrian, seorang ayah lima anak, yang memimpin ekspedisi keluarga ini bersama tim Punggawa Adventure Takalar. Berbekal tekad dan impian lama, ia mengajak istri, anak-anak, dan para anggota tim untuk mendaki salah satu gunung tertinggi di Indonesia.

Rombongan berangkat dari Takalar pada Senin, 16 Juni 2025, menumpang KM Gunung Dempo menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, lalu melanjutkan perjalanan ke Lombok menggunakan Feri Kartika Kencana.

Berikut daftar 14 anggota tim pendakian:

  1. Andi Try Andrian (40), Ketua Tim
  2. Haslianti Nur Fatimah (39), Istri
  3. Andi Muhammad Dzaky (17), Siswa SMAN 3 Takalar
  4. Andi Muhammad Fahry (12), Siswa Kelas 6 SDN 5 Ballo
  5. Andi Muhammad Fariq (10), Siswa Kelas 4 SDN 5 Ballo
  6. Andi Muhammad Khalid (3)
  7. Andi Muhammad Arung (15 bulan)
  8. Muhammad Fahmi Athala ‘Adhe (19), Mahasiswa Universitas Muslim Indonesia
  9. Rizal Joko (22)
  10. Wahyu (28)
  11. Ikhsan (25) – Mountain Rescue Bawakaraeng (MRB)
  12. Rendi (23) – MRB
  13. Junaedi (22) – MRB
  14. Firman (29) – MRB

Setibanya di Lombok, tim mendaftar dan menjalani pemeriksaan kesehatan di Basecamp Desa Sembalun. Sesuai regulasi, pendakian Gunung Rinjani dibatasi kuota harian. Mereka telah mendapatkan izin resmi sebanyak 14 slot karena mendaftar secara daring dua minggu sebelumnya.

Pendakian dimulai melalui Jalur Bukit Tiga. Dalam dua jam, mereka tiba di Pos 1, lalu berlanjut ke Pos 2 dan Pos 3. Namun cuaca mulai memburuk saat menuju Pos 4. Angin kencang, kabut tebal, dan suhu dingin menjadi tantangan berat.

Pos 4 dikenal sebagai “Tanjakan Penyesalan” karena medannya yang ekstrem. Biasanya ditempuh dalam tiga jam, namun tim membutuhkan lima jam karena kondisi anak-anak dan beberapa anggota yang kelelahan. Menjelang Magrib, tim memutuskan berkemah di punggungan dan membangun shelter darurat untuk perlindungan dari badai.

Pada Sabtu, 21 Juni 2025 pukul 04.00 WITA, tim kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak. Pendakian memakan waktu 12 jam melalui medan pasir dan bebatuan terjal di atas ketinggian 3.000 mdpl. Setiap langkah harus dilakukan dengan hati-hati karena pasir licin membuat pendaki mudah tergelincir. Tali webbing digunakan untuk memastikan keamanan pijakan.

Akhirnya, dengan perjuangan penuh semangat dan kebersamaan, Punggawa Adventure Takalar berhasil mencapai Puncak Dewi Anjani, titik tertinggi Gunung Rinjani di ketinggian 3.726 mdpl. Tangis haru dan rasa syukur mewarnai momen bersejarah tersebut.

Yang membanggakan, dua anak kecil dalam tim berhasil menyelesaikan pendakian berat ini. “Pendakian ini bukan hanya tentang mencapai puncak,” ujar Andi Try Andrian. “Tapi juga tentang persiapan fisik, mental, logistik, serta pengelolaan risiko, apalagi dengan membawa anak-anak. Ini penuh risiko, namun dengan izin Allah, semua berjalan lancar.”

Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini berkat perencanaan matang, kekompakan, dan kesabaran. Haslianti, sang istri, menambahkan, “Kami tidak membawa anak-anak untuk pamer. Tapi ingin menunjukkan bahwa alam adalah ruang pendidikan karakter dan keberanian, selama dipersiapkan dengan matang.”

Haslianti memahami bahwa ada anggapan orang tua seperti mereka egois. Namun ia menjelaskan bahwa anak-anak sudah dibiasakan dengan alam sejak kecil. “Mereka tidak rewel karena memang kami adalah keluarga petualang. Liburan bagi kami bukan di pusat perbelanjaan atau taman bermain, tetapi di pelukan alam, seperti di puncak Anjani ini.”

Menutup kisah perjalanan ini, Andrian dan tim menyampaikan belasungkawa atas insiden yang menimpa Juliana Marins. “Kami sempat bertemu dengan Juliana di sekitar Pos 2 pada awal pendakian. Kami turut berduka cita. Semoga arwahnya mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan Gunung Rinjani menjadi pelukan abadi yang damai baginya,” ucapnya.

(Kontributor: AGe – Mengabarkan dari Takalar, Sulawesi Selatan)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *