Inpopedia , Cilegon – Penandatanganan MoU antara Politeknik Industri Petrokimia Banten dengan Posyantek Kelurahan Lebak Denok dan Asistensi Media Nasional (AsMen) berlangsung di Kantor Kelurahan Lebak Denok, Selasa 15 Oktober 2024.
Penandatanganan MoU salah satunya terkait pengembangan Kampung Programming ini dilakukan oleh Lurah Lebak Denok Nurcholis, bersama Direktur Politeknik Petrokimia Cilegon, Supardi, Ketua Posyantek Iim Setiawan dan Ketua DPW AsMEN Banten, Safrizalatril.
Kepada awak media usia kegiatan , Lurah Lebak Denok Nurcholis menyampaikan bahwa, masyarakat Lebak Denok harus melek teknologi, membutuhkan pelatihan peningkatan skill khususnya di bidang IPTEK, digital guna mengangkat UMKM di sana.
“Mou ini sebagai pintu pembuka atau kotak pandora agar ke depannya bisa berjalan dengan baik,” katanya.
“Market di online mempublikasikan usaha tradisional seperti usaha emping dari melinjo sebagai produk kearifan lokal,” katanya.
Dia juga mengatakan, saat ini di kelurahan Lebak Denok tengah dikembangkan tilawatil alquran LPTQ yang dipersiapkan untuk lomba tingkat kota, provinsi dan nasional.
Sementara itu, Direktur Politeknik Industri Petrokimia Banten, Supardi tentang posyantek ‘kampung programming’ di Lebak Denok dimulai dengan pengadaan kelas pelatihan coding dan pendampingan bagi calon mahasiswa politeknik petrokimia.
Kegiatan ini, kata Supardi akan melibatkan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat(LPM), Karang Taruna setempat dan media massa (Asmen).
Selain coding, pihaknya juga akan membantu mendampingi masyarakat dalam mengembangkan instalasi pengolahan makanan, air, sampah, pengelasan dan lainnya.
Dia juga akan mengajak AsMen sebagai media partner untuk mempublikasikan setiap kegiatan yang ada.
“Kami berharap teman- teman media juga bisa ikut mendukung dan mempublikasikan setiap kegiatan,” katanya.
Iim Setiawan sebagai pencetus ide kampung programming di Lebak Denok mengatakan bahwa Lebak Denok akan menjadi pusat pelatihan programming komputer seperti pembuatan website, toko online, robotik.
Kampung Programming, kata pria yang akrab disapa Kang Wawan ini terinspirasi dengan kampung inggris Pare Jawa Timur.
“Posyantek akan memetakan kebutuhan masyarakat terkait programming dan lainnya yang disinergikan dengan Politeknik Industri Petrokimia Banten yang mana di sana juga ada kelas instrumen berkaitan dengan robotik dan pemrograman,” kata Kang Wawan.
Tentang peran media, dalam hal ini Asistensi Media Nasional (AsMen) kata Kang Wawan bisa menjadi alat publikasi dan memberitakan kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui program ini.
Mengenai Kampung Programming, Kang Wawan menjelaskan bahwa Kampung Programming ini baru pertamakali ada di Indonesia.
“Kami berharap suatu saat nanti Lebak Denok bisa menjadi pusat pembelajaran programming komputer untuk profesi atau bisnis,” terang Kang Wawan.
Keberhasilan program kampung programming ini, kata dia ditentukan dari kerjasama kolaboratif dengan sejumlah pihak antara lain pemerintah kelurahan, media, industri, kampus dan komunitas masyarakat yang biasa dikenal dengan istilah PENTAHELIX.*