banner 970x250

Miarlan Bate’e: MBG Tidak Hanya Infrastruktur, Tapi Sarana Untuk UMKM Meningkatkan Kualitas

banner 120x600
banner 468x60

Inpopedia, Bekasi — Pengembangan Program MBG yang termasuk dalam agenda strategis Presiden Republik Indonesia tidak hanya terpusat pada pembangunan infrastruktur fisik, namun juga menciptakan peluang besar untuk memperkuat perekonomian masyarakat.

Peluang tersebut dimanfaatkan oleh Yayasan Setya Kawan Bersatu Indonesia (YSKBI) di bawah bimbingan Miarlan Bate’e, seorang putra asli Nias yang dikenal karena dedikasinya dalam memberdayakan UMKM.

Miarlan menganggap MBG sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar proyek besar nasional, melainkan sebagai kesempatan untuk memajukan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar dapat tumbuh dan bersaing.

“Sebagai orang Nias, saya sangat memahami tantangan dalam membangun ekonomi dari bawah,” ucapnya pada Senin, 8 September 2025.

Ia menambahkan, di desanya, banyak individu yang memiliki bakat dan semangat, tetapi terkendala oleh masalah modal, akses pasar, dan dukungan. Oleh karena itu, bagi saya, MBG bukan hanya soal gedung dan jalan, melainkan bagaimana proyek ini bisa menjadi sarana bagi UMKM untuk meningkat.

“Melalui YSKBI, kami menciptakan program yang benar-benar memenuhi kebutuhan pelaku usaha mikro: pelatihan keterampilan, pendampingan dalam manajemen usaha, akses modal yang terjangkau, hingga strategi pemasaran berbasis teknologi. Kami ingin mereka tidak sekadar bertahan, tetapi juga bisa memperluas pasar hingga ke daerah lain bahkan ke luar negeri,” jelasnya.

“Keberhasilan MBG tidak akan lengkap jika masyarakat setempat hanya menjadi penonton. Mereka harus berperan sebagai pelaku, menjadi bagian dari perubahan, dan menikmati manfaat nyata. Itulah tujuan kami,” tambahnya.

Dalam menjalankan misi ini, Miarlan didukung oleh tim pengurus YSKBI, termasuk:
Nurzani Nduru sebagai Pembina Yayasan, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara pembangunan nasional dan pengembangan ekonomi lokal.

“Kami memastikan setiap langkah dari program ini tetap berpihak kepada masyarakat kecil,” ujarnya.

Hayati Luahambowo sebagai Bendahara Yayasan, yang bertanggung jawab untuk memastikan pengelolaan dana dilakukan secara terbuka dan tepat sasaran.

“Kami ingin semua bantuan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan, bukan hanya berhenti di atas kertas,” tandasnya.

Beneditus Sarumaha sebagai penggerak di lapangan yang fokus pada jaringan dan informasi untuk memperkuat konektivitas UMKM dengan pasar dan sumber daya.

“Peran saya adalah membangun jaringan dan memastikan informasi yang diperlukan pelaku UMKM tersedia dan dapat dimanfaatkan,” ucapnya.

Oktoberius Duha sebagai anggota Tim Audit, yang bertugas memastikan semua penggunaan dana dan program YSKBI dilakukan sesuai prosedur dan akuntabel.

“Audit internal merupakan bentuk tanggung jawab kami kepada publik. Kami ingin membangun kepercayaan bahwa setiap rupiah dikelola dengan tepat,” tegasnya.

Beneditus Sarumaha juga menambahkan bahwa beberapa UMKM binaan sudah berhasil memasarkan produk mereka hingga ke luar pulau.

“Pendampingan yang efektif dan jaringan informasi yang solid dapat menciptakan perubahan yang signifikan,” ungkapnya.

Miarlan menutup pernyataannya dengan keyakinan bahwa keberhasilan MBG dan UMKM saling terkait satu sama lain.

“Kami ingin semua pihak merasakan bahwa MBG merupakan milik kita bersama. Ketika kita saling mendukung, kita akan tumbuh bersama,” pungkasnya.***

(Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *