Inpopedia, Bekasi — Forum Asistensi Media Nasional (AsMEN ) kembali mendapatkan kehormatan intelektual dalam perjalanannya membangun literasi dan pemahaman kebangsaan. Salah satu Dewan Pakar AsMEN, Sastra Suganda, menerima sebuah buku berharga berjudul Filsafat Intelijen karya Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. A.M. Hendropriyono, dari tokoh pemerhati sosial, M. Adhi Pamungkas, S.H., M.M.
Buku tersebut ditulis oleh AM Hendropriyono, seorang doktor ilmu filsafat yang kariernya ditempa di dunia militer dan intelijen. Dalam buku ini, ia mengupas secara mendalam dan universal tentang filsafat intelijen yang bersifat pragmatis, namun dalam konteks kenegaraan Indonesia, dijabarkan sebagai filsafat yang etis dan berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Penyerahan buku ini tidak sekadar simbolik. Bagi Sastra Suganda, momen tersebut menjadi refleksi penting akan kontribusi dunia intelijen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Ini sebuah kehormatan bagi kami di AsMEN. Buku ini sangat berharga, bukan hanya sebagai literatur akademik, tetapi juga sebagai panduan etika dalam memahami peran intelijen di era modern,” ujar Sastra saat dikonfirmasi awak media.
Ia juga mengenang momen bersejarah saat dirinya hadir langsung pada tanggal 7 Mei 2014 dalam acara penganugerahan gelar Guru Besar kepada Jenderal Hendropriyono, yang sekaligus menjadi tokoh pertama di dunia yang meraih gelar tersebut di bidang intelijen. Acara bersejarah itu digelar di Balai Sudirman, Jakarta, dan menjadi titik penting dalam pengakuan keilmuan dunia intelijen secara akademik di Indonesia.
“Melalui buku ini, saya kembali diingatkan akan momen penting tersebut. Kita perlu membuka ruang dialog antara dunia intelijen, akademik, dan media, agar masyarakat semakin tercerahkan dan tidak memandang intelijen sebagai sesuatu yang eksklusif dan tertutup,” tambah Sastra.
Penerimaan buku ini sekaligus menjadi penegas bahwa AsMEN tidak hanya bergerak dalam praktik media dan komunikasi, tetapi juga dalam penguatan wawasan kebangsaan dan literasi strategis.
Sebagai catatan, AsMEN kini aktif mengembangkan program literasi media di berbagai daerah, termasuk membuka ruang kolaborasi lintas sektor, mulai dari edukasi publik, diskusi filsafat kebangsaan, hingga forum komunitas berbasis lokal.***