banner 970x250

BPDPKS, PASPI, dan HMJ Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Peringati Hari Pangan 2024 dengan Seminar Buku “Mitos Vs Fakta Sawit” Edisi Keempat

Foto Dr. Tungkot Sipayung (PASPI) dan Bapak Bapak Achmad Maulizal (BPDPKS) dengan Rizki Adi Puspita Sari, M.M. (Kaprodi Agribisnis), Dr. La Ode Sumarlin M.Si (Wakil Dekan I FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Prof Ali Munhanif, M.A., Ph.D (Wakil Rektor III UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Ibu Agustina Senjayani, M.Si (Dosen Prodi Agribisnis), Ibu Prof. Dr. Ir. Siti Rochaeni M.Si. (Guru Besar Program Studi Agribisnis), Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri M.Env.Stud. (Guru Besar Prodi Biologi)
banner 120x600
banner 468x60

Inpopedia, Tangerang Selatan – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar seminar bedah buku “Mitos Vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global Edisi Keempat.” Acara ini diadakan untuk memperingati Hari Pangan Sedunia 2024 di Aula Madya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 25 Oktober 2024.

Dalam sambutan pembukaan, Ketua Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rizki Adi Puspita Sari, M.M., mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momentum Hari Pangan untuk mempelajari lebih dalam mengenai industri minyak sawit Indonesia yang berperan penting dalam produksi pangan global, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan.

Selanjutnya, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Sains dan Teknologi, Dr. La Ode Sumarlin, M.Si., menyampaikan harapannya agar ke depan, peluang dari industri kelapa sawit di Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik.

Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D., menekankan pentingnya minyak sawit dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dan peran mahasiswa dalam membangun kesadaran serta semangat untuk mengeksplorasi potensi pasar sawit dunia.

Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS, Achmad Maulizal, menjelaskan manfaat berbagai produk turunan kelapa sawit, seperti biodiesel yang menggabungkan bahan bakar fosil dan nabati (FAME) dengan proporsi 35%, sebagai langkah mencapai ketahanan energi nasional. Menurut arahan Presiden Prabowo Subianto, pengembangan biodiesel sawit akan ditingkatkan hingga 40%-50% di masa depan. Selain energi, produk kelapa sawit juga memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan pangan, estetika, hingga medis.

Pada sesi pemaparan, Dr. Ir. Tungkot Sipayung, Direktur Eksekutif PASPI, menyoroti bahwa meskipun ada penurunan di sektor perkebunan, Indonesia tetap menjadi produsen utama minyak sawit dunia. Ia mengutip pernyataan Henry Kissinger bahwa “Siapa menguasai pangan, dia menguasai manusia. Siapa menguasai minyak, dia menguasai bangsa,” untuk menggambarkan kekuatan Indonesia melalui minyak sawitnya.

Sebagai Ketua Tim Penyusun Buku, Dr. Tungkot menjelaskan bahwa minyak sawit telah menjadi minyak nabati utama di dunia, mengungguli minyak kedelai, rapeseed, dan bunga matahari berkat harga yang kompetitif dan produktivitas tinggi. Ia juga menekankan adanya persaingan non-kompetitif yang mencoba menghambat dominasi sawit, baik melalui kampanye negatif maupun kebijakan diskriminatif di negara importir.

Pembahasan berikutnya disampaikan oleh Dr. Ir. Iskandar Andi Nuhung, MS., yang membahas kontribusi ekonomi industri sawit dalam buku tersebut. Ia menyebutkan bahwa sawit berperan sebagai sumber devisa, mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketimpangan. Menurutnya, Indonesia harus bersyukur karena dikaruniai iklim yang mendukung pertumbuhan tanaman sawit yang berkelanjutan untuk ekonomi domestik dan global.

Prof. Dr. Ir. Siti Rochaeni, M.Si., dalam membahas isu sosial, mengapresiasi upaya buku ini dalam menangkal berbagai isu negatif tentang industri sawit. Namun, ia juga menyoroti pentingnya meningkatkan kesejahteraan petani sawit, terutama melalui sertifikasi ISPO yang masih rendah di kalangan perkebunan rakyat, guna memastikan keberlanjutan dan kualitas minyak sawit nasional.

Pembahasan terakhir oleh Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud, terkait isu lingkungan, menyatakan bahwa beberapa mitos mengenai dampak negatif lingkungan dari sawit, seperti isu pengurasan air dan degradasi lahan, tidak benar. Ia juga menyebut bahwa limbah sawit telah dimanfaatkan dengan baik, namun pengelolaan limbah cair perlu lebih diperhatikan untuk mencegah pencemaran. Menutup sesi diskusi, Prof. Lily menegaskan bahwa industri sawit mendukung program SDGs, terutama dalam aksi iklim dan pelestarian ekosistem.*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *