banner 970x250

Meningkatkan Profesionalisme,  Pimred Inpopedia Ajak Wartawan Ikuti UKW

banner 120x600
banner 468x60

Inpopedia, Kota Bekasi , Jawa Barat – Suasana hangat dan penuh semangat memenuhi kantor Inpopedia di Kalimalang Sumber Arta Kelurahan Bintara Jaya, Kota Bekasi, Senin 28 Juli 2025 ketika sejumlah wartawan mengikuti sosialisasi pentingnya Uji Kompetensi Wartawan (UKW).

Acara yang berlangsung sehari penuh ini menghadirkan narasumber berpengalaman, M Hatta Tahir, S.Sos, seorang praktisi media yang juga dikenal sebagai pengajar di bidang jurnalistik.

Dalam pemaparannya, ia menjelaskan secara detail tentang peranan UKW, dan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang wartawan jika ingin mengikuti Uji Kompetensi Wartawan.

“Uji kompetensi ini bukan sekadar formalitas. Ini langkah penting untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar bekerja secara profesional, bukan sekadar ‘wartawan abal-abal’,” ujarnya di hadapan para peserta yang tampak antusias.

Ia menegaskan, ada tiga syarat utama yang harus ditetapkan oleh wartawan. Pertama, memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) wartawan yang masih aktif dan bergabung di media berbadan hukum. Kedua, menyertakan tiga link berita dari tiga bulan terakhir yang telah diterbitkan secara konsisten. Dan ketiga, memiliki sejumlah narasumber yang valid dan aktif.

Menurut Pimred Inpopedia ini, ada tiga strata kompetensi wartawan yaitu muda, madya dan utama.

“Semuanya memiliki persyaratan tertentu,” katanya.

Pelatihan ini menjadi ruang refleksi sekaligus penyemangat bagi para wartawan untuk terus meningkatkan kualitas kerja jurnalistik mereka. Bukan hanya tentang peliputan teknis, tapi juga menyangkut etika, profesionalitas, dan akuntabilitas dalam menyampaikan informasi kepada publik.

Acara ini juga diisi dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dinamis. Para peserta saling berbagi pengalaman dan bertanya langsung kepada narasumber terkait tantangan yang mereka hadapi di lapangan, terutama dalam memenuhi persyaratan UKW.

Salah satu peserta, wartawan dari media lokal, mengaku bahwa pelatihan ini membuka privasinya. “Saya jadi lebih tahu apa saja yang harus diatur secara administrasi dan etika sebelum mengikuti UKW. Selama ini saya berpikir hanya perlu pengalaman, tapi ternyata perlu kesiapan teknis juga,” ujarnya.

Tak hanya fokus pada materi, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antar wartawan. Diskusi-diskusi ringan pun terus berlanjut bahkan setelah pelatihan resmi berakhir, menunjukkan semangat kebersamaan di antara para pegiat media.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para wartawan tidak hanya sekedar mengejar sertifikasi, namun juga menjadikan UKW sebagai alat ukur dan motivasi untuk menjadi jurnalis yang kompeten dan dipercaya publik.

“Wartawan adalah ujung tombak penyampai informasi. Maka penting untuk memiliki bekal yang kuat, bukan hanya dalam menulis, tetapi juga dalam membangun kepercayaan,” tutup Hata.

Dengan semangat profesionalisme yang terus dijaga, para peserta pulang dengan membawa ilmu, inspirasi, dan tekad baru untuk menjadikan profesi wartawan sebagai profesi yang dilindungi dan dihormati.

(Dadan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *