Inpopedia, Jakarta – Prabowo Subianto dianggap sebagai figur yang fenomenal dan pantang menyerah.
Bagaimana tidak, mantan menantu Presiden kedua RI, Soeharto ini tercatat mengejar kursi presiden untuk ketiga kalinya, dan telah mengalami kekalahan dalam lima pencalonan sepanjang 20 tahun terakhir, dengan empat kekalahan berturut-turut sebelumnya.
Namun, di balik serangkaian kegagalan itu, ada sebuah kemenangan penting yang akan mewarnai politik Indonesia.
Perjalanan politik Prabowo dimulai pada tahun 2004, saat ia pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden dalam persaingan nominasi dari partai Golkar.
Namun, ia hanya berakhir sebagai kandidat terakhir.
Pada tahun 2008, setelah gagal mendapatkan dukungan dari Golkar, Prabowo mendirikan partainya sendiri, yakni Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Namun, upaya keduanya pada tahun 2009 juga berujung pada kegagalan, meskipun Gerindra berhasil memperoleh 26 kursi di parlemen, memberikan pijakan penting bagi partai tersebut di panggung politik nasional.
Pada tahun 2014, Prabowo mencoba kembali peruntungannya dalam pencalonan presiden yang ketiga kalinya, namun kali ini juga gagal.
Akan tetapi, Gerindra berhasil memenangkan 73 kursi di parlemen, menegaskan dirinya sebagai kekuatan oposisi yang signifikan.
Tahun 2019 menyaksikan upaya keempat Prabowo yang juga berakhir dengan kekalahan dalam pemilihan presiden, tetapi Gerindra berhasil meraih 78 kursi di parlemen, menunjukkan keberlanjutan kebangkitannya sebagai kekuatan oposisi yang kuat.
Namun, pada akhir 2019, sebuah peristiwa mengejutkan terjadi ketika Presiden Joko Widodo mengundang Prabowo untuk bergabung dalam kabinet sebagai Menteri Pertahanan.
Keputusan ini tidak hanya memberikan eksposur nasional yang besar bagi Prabowo, tetapi juga menandai perubahan sejarah Gerindra, yang sebelumnya merupakan partai oposisi, menjadi anggota koalisi pemerintah untuk pertama kalinya.
Aliansi ini membawa perubahan besar bagi kedua belah pihak, menguatkan profil Prabowo dengan dukungan dari Jokowi, sementara Jokowi mendapat dukungan yang lebih kuat dari partai-partai politik, termasuk Gerindra, untuk melanjutkan agenda-agendanya.
Keputusan Prabowo untuk bergabung dalam pemerintahan dan mendapatkan dukungan signifikan dari Jokowi telah mengubah arah politiknya secara signifikan, memperbarui citra politiknya, dan memberinya momentum yang kuat untuk pencalonan presiden kelima kalinya pada tahun 2024.
Meskipun terdapat kontroversi seputar latar belakang Prabowo dan keputusan pengadilan yang memungkinkan putra Jokowi untuk maju, Prabowo muncul sebagai pesaing yang kuat dalam pemilihan mendatang, dengan survei-survei menunjukkan potensi kemenangan yang memungkinkan bagi pasangannya, sementara Gerindra berada di jalur untuk meningkatkan suara dan kursi di parlemen.
Perubahan signifikan ini, yang datang di tengah dominasi PDIP sejak tahun 2014, menandai titik balik yang potensial dalam politik Indonesia, dan menjanjikan perubahan penting dalam lanskap politik demokratis negara tersebut.
Kini Prabowo hampir dipastikan berhasil memenangkan kontestasi Pilpres 2024 setelah sejumlah lembaga survey dalam Quick Count menunjukkan kemenangan mutlak satu putaran.