banner 970x250
Budaya  

Dosen Ilmu Hukum Siber Trisakti Kagumi Ponpes Al Zaytun dan Pemikiran Syaykh Panji Gumilang

banner 120x600
banner 468x60

Inpopedia, Indramayu – Peringatan tahun baru Islam, 1 Syuro 1446 H, Minggu 7 Juli 2024 di Ponpes Al Zaytun dihadiri banyak akademisi ternama salah satunya dosen tetap Ilmu Hukum Siber dan Hukum Telematika Universitas Trisakti Dr Andi Widiatno SH, S.Kom, M.H.

Dalam kesempatan sambutannya, dia mengungkapkan kekagumannya terhadap pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Syaykh Panji Gumilang.

“Saya ingin berterimakasih seumur hidup saya baru kali ini saya menginjakkan kaki di pesantren. Hari ini saya diberikan kehormatan tidak hanya tamu tapi juga sebagai pembicara yang memberikan kata sambutan,” katanya mengawali sambutan.

“Luar biasa toleransi dari Al Zaytun, merdeka! sungguh benar terpancar kebhinekaan cinta kasih dan toleransi terhadap keragaman suku agama ras dan budaya,” katanya menambahkan.

Dia mengagumi kepemimpinan dan pemikiran serta jiwa nasionalisme dari Panji Gumilang saat pertama kali berkenalan.

“Hingga tidak bisa dipungkiri lagi kebesaran jiwa semangat kebangsaan kenegarawanan masyarakat pondok pesantren Al Zaytun di bawah kepemimpinan Syaykh Panji Gumilang. Di balik masyarakat hebat pasti ada pemimpin yang hebat,” katanya.

“Pada saat pertama kali berjumpa dengan Syaykh Panji Gumilang, dalam podium terhormat ini saya ingin menyampaikan bahwa saya sungguh-sungguh melihat spirit dan semangat yang luar biasa di bawah kepemimpinan Syaykh Panji Gumilang yang mungkin selama ini saya lihat dan dengar dari media sosial namun pada saat saya bertemu dengan Syaykh Panji Gumilang saya katakan kalau boleh saya artikan nama anda dengan bahasa Tionghoa, Panji sama dengan bendera, Gumilang artinya sang penebar terang,” paparnya..

“Meskipun Syaykh tidak ada di sini namun tebaran cahaya dan terang bisa saya rasakan dalam podium dalam masjid ini. Mari kita doakan Syaykh Panji Gumilang sang penebar cahaya terang agar selalu sehat dan tetap menebar cahaya toleransi umat beragama di Indonesia,” jelasnya.

Terkait tema peringatan tahun baru Islam yakni Remontada from Within : Kebangkitan dari dalam Menuju Indonesia Gemilang, dia mengungkapkan bahwa sebagai pendidik pengajar hukum siber di Universitas Trisakti, kompetensi saya hanya berkaitan dengan hukum dan teknologi cyber crime.

“Kita percaya tuhan itu ada, saya selalu lontarkan pertanyaan kepada mahasiswa saya apakah kalian bisa membuktikan tuhan itu ada, pertanyaan singkat namun berat untuk dijawab dan nampaknya tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan saya, mungkin juga yang di sini kesulitan menjawab,” terang dia.

Namun, kata dia selaku pendidik hukum dan teknologi siber untuk mengaitkan antara spiritual dengan hukum siber yang dia ajarkan sehari hari kepada mahasiswanya.

“Saya mulai dengan cerita internet yang kita kenal dan dunia maya. Mungkin akan sulit saya menerangkan tentang tuhan jika internet tidak ada, dengan internet saya bisa membuktikan bahwa tuhan itu ada,maha pencipta itu ada. Pertanyaannya jika kamu di dalam jurang yang dalam kamu diberikan dua pilihan atas dua buah handphone, satu hp indah cantik canggih mahal tapi tidak bisa terkoneksi dengan internet untuk meminta bantuan atau hp kedua hp biasa tidak indah mewah tapi mempunyai kuota yang cukup untuk internetan. Di saat kamu di dalam jurang yang dalam, hp mana yang kamu ambil atau pilih, jawabannya akan memilih hp yang kedua yang ada internet. Kalau anda mempercayai internet yang dapat mengirim bantuan menolong anda, demikian juga tuhan, kamu tak harus membuktikan tuhan itu ada atau tidak jika kamu mempercayai dan terhubung dengan Nya, maka Dia akan mengirim bala bantuan kepadamu,” jelasnya.

**”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *