Inpopedia, Flores Timur, NTT – Tanggal 17 Juni 2025 menjadi momen yang menegangkan bagi penduduk di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki. Gunung yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ini meletus dengan kekuatan yang sangat besar, melepaskan kolom abu vulkanik hingga lebih dari 10. 000 meter ke udara. Letusan ini menjadi viral di media sosial dan berdampak signifikan terhadap masyarakat, layanan penerbangan, dan aktivitas pemerintah setempat.
Letusan Hebat Disertai Kilatan Petir dan Hujan Kerikil
Gunung Lewotobi Laki-Laki mulai menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik sejak awal tahun, tetapi pada Selasa sore, 17 Juni 2025 pada pukul 17. 35 WITA, terjadi letusan besar yang mendadak. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa kolom erupsi mencapai ketinggian antara 10 hingga 11 kilometer di atas puncak gunung.
Letusan ini disertai suara dentuman keras, sambaran petir, serta hujan kerikil dan abu vulkanik yang menutupi desa-desa di sekitarnya. Video letusan yang beredar luas di media sosial menunjukkan awan jamur raksasa yang menjulang tinggi, dengan petir menyambar di dalam kolom abu, menciptakan suasana yang menyeramkan.
Warga Dievakuasi, Tidak Ada Korban Jiwa
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa ribuan warga dari desa-desa seperti Boru, Hewa, Watobuku, Nurabelen, dan Nileknoheng telah dipindahkan ke tempat yang aman. Meskipun letusan tersebut keras dan patut dicemaskan, hingga laporan terakhir tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Tim SAR, TNI, dan relawan telah dikerahkan untuk membantu evakuasi serta distribusi bantuan logistik.
“Kami mengutamakan keselamatan warga. Kami telah menyiapkan posko darurat dan logistik di lokasi-lokasi pengungsian,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers.
Transportasi Udara Lumpuh: Bandara Ditutup, Ribuan Penumpang Gagal Terbang
Dampak dari letusan Gunung Lewotobi sangat terasa di sektor transportasi. Beberapa bandara di area Nusa Tenggara, termasuk Bandara Internasional Lombok dan Bandara El Tari Kupang, terpaksa ditutup sementara karena penyebaran abu vulkanik di udara.
Akibatnya, lebih dari 14. 000 penumpang terpengaruh dan banyak penerbangan domestik serta internasional dibatalkan. Maskapai penerbangan menganjurkan penumpang untuk selalu memperbarui informasi dan tidak melakukan perjalanan udara dalam kondisi yang membahayakan ini.
Status Naik ke Level IV (Awas)
PVMBG menetapkan status Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Level IV (Awas) sejak terjadinya erupsi. Masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 7 hingga 8 kilometer dari puncak kawah.
“Masih ada kemungkinan terjadinya letusan susulan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, menggunakan masker, dan tidak memasuki zona berbahaya,” tegas Kepala PVMBG, Hendra Gunawan.
Peringatan juga dikeluarkan mengenai potensi bahaya lahar jika terjadi hujan lebat di daerah lereng gunung. Sungai-sungai yang berasal dari Gunung Lewotobi berisiko terkena banjir lahar dingin yang dapat membawa material vulkanik ke pemukiman.
*Kewaspadaan Tetap Diperlukan*
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki menjadi pengingat akan bahaya laten dari aktivitas vulkanik di Indonesia. Meskipun tidak ada korban jiwa, dampak sosial dan ekonomi dari peristiwa ini sangat signifikan. Pemerintah menganjurkan masyarakat untuk tetap tenang tetapi waspada, serta mematuhi seluruh arahan dari pihak berwenang.
Saat ini, tim pemantau PVMBG terus melakukan pengawasan intensif. Jika ada perkembangan lebih lanjut, informasi resmi akan disampaikan melalui saluran resmi pemerintah.***