Inpopedia, Jakarta, 18 November 2025 — LRT Jakarta mencatatkan kinerja positif sepanjang 2025 dengan jumlah penumpang yang terus meningkat dan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.
Tercatat hingga 31 Oktober 2025, LRT Jakarta telah melayani lebih dari 1,1 juta penumpang, dengan rata-rata lebih dari 3.500 penumpang per hari.
Angka tersebut melampaui target harian yang ditetapkan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.
Berdasar hasil survei kepuasan pelanggan menunjukkan nilai rata-rata 93,85 persen, dengan on time performance mencapai 99,88 persen dan capaian standar pelayanan minimum mencapai 98,54 persen.
Catatan ini menjadi bukti komitmen LRT Jakarta dalam menghadirkan layanan yang aman, nyaman, dan dapat diandalkan.
Diketahui, sesuai Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 34 Tahun 2019, tarif LRT Jakarta ditetapkan sebesar Rp5.000 untuk rute Pegangsaan Dua–Velodrome.
Tarif ini merupakan bagian dari penerapan skema Public Service Obligation (PSO) untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan layanan transportasi modern dengan biaya terjangkau.
Direktur Utama PT LRT Jakarta, Roberto Akyuwen, menyatakan bahwa sejak resmi beroperasi secara komersial pada 1 Desember 2019, LRT Jakarta menjadi bagian dari upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyediakan transportasi publik yang berorientasi pada masyarakat.
“Kami terus mengupayakan agar manfaat yang kami berikan bisa semakin besar bagi warga. Penetapan tarif untuk fase lanjutan sepenuhnya menunggu kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas, LRT Jakarta telah menyediakan berbagai fasilitas ramah inklusi, seperti area khusus penyandang disabilitas, lansia, pesepeda, ruang laktasi, lost and found, toilet disabilitas, POS SAPA, ruang kesehatan, hingga guiding block dan elevator. Seluruh stasiun dirancang agar dapat diakses dengan mudah oleh perempuan, anak-anak, dan pengguna sepeda.
LRT Jakarta juga tengah menyiapkan layanan untuk fase lanjutan rute Velodrome–Manggarai. “Berbagai aspek teknis dan operasional sedang kami matangkan, termasuk kesiapan SDM agar kualitas pelayanan terus terjaga,” tambah Roberto.
Selain fokus pada peningkatan layanan transportasi, PT LRT Jakarta turut memperkuat strategi bisnis perusahaan melalui pengembangan pendapatan non-farebox, seperti kemitraan retail, penyewaan lahan komersial, serta peningkatan aktivitas promosi dan publikasi.***
















