Inpopedia, Cikarang — Senin, 10 Oktober 2025.
Keberadaan pengamen jalanan di Stasiun Cikarang tak selalu dipandang negatif. Di balik aktivitas mereka yang kerap dianggap mengganggu kenyamanan penumpang, ada sisi lain yang justru memberikan warna tersendiri bagi suasana stasiun yang padat dan sibuk.
Pengamen menjadi bagian dari dinamika sosial kota industri seperti Cikarang, yang dikenal dengan mobilitas tinggi dan keberagaman profesi. Mereka menghadirkan hiburan spontan bagi para penumpang yang sedang menunggu atau baru turun dari kereta, menciptakan suasana lebih hidup dan tidak monoton di area stasiun.
Bagi sebagian pengamen, stasiun bukan sekadar tempat mencari rezeki, melainkan juga wadah menyalurkan bakat dan kreativitas. Salah satunya adalah Abang Riko, pengamen yang sudah tiga tahun beraksi di Stasiun Cikarang.
Dalam wawancara bersama Inpopedia, Riko mengaku mengamen bukan karena terpaksa, melainkan sebagai cara menyalurkan hobi bermusik yang telah ia tekuni sejak lama.
“Saya memang suka musik dari kecil. Orang tua saya dulu pencipta lagu di era 90-an. Jadi darah seni sudah mengalir di diri saya. Cita-cita saya ingin jadi penyanyi dan pencipta lagu seperti beliau,” ujarnya sambil tersenyum.
Sebelum menjadi pengamen, Riko sempat bekerja sebagai sopir. Ia mengatakan, mengamen justru memberinya kepuasan batin karena bisa menghibur banyak orang tanpa merugikan siapa pun.
“Lebih baik saya menghibur dengan cara yang baik. Kalau ada yang memberi, saya bersyukur. Kalau tidak, ya tetap senang bisa bikin orang tersenyum,” tuturnya.
Dari hasil mengamen, Riko bisa memperoleh penghasilan hingga Rp200 ribu per hari. Uang tersebut ia gunakan untuk kebutuhan keluarga sekaligus menabung demi mewujudkan mimpinya di dunia musik.
Kehadiran pengamen seperti Riko menjadi pengingat bahwa kehidupan kota bukan hanya tentang kesibukan dan hiruk pikuk, tetapi juga tentang semangat, kreativitas, dan perjuangan mencari rezeki dengan cara yang jujur.
Pewarta: Nesin Sasmita
Editor: Tim Redaksi Inpopedia
